Selasa, 15 November 2011

PUGS (Pedoman Umum Gizi Seimbang)

PUGS sebagai lata memberikan penyuluhan pangan dan gizi kepada masyarakat luas dalam rangka mensosialisasikan gizi seimbang. pedoman ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu rekomendasi Konferensi Gizi internasional di Roma pada tahun 1992 untuk mencapai dan memelihara kesehatan dan kesejahteraan gizi semua penduduk yang merupakan prasyarat untuk pembangunan sumberdaya manusia. PUGS merupakan penjabaran lebih lanjut dari pedoman 4 sehat 5 sempurna yang memuat pesan-pesan yang berkaitan dengan pencegahan baik masalah gizi kurang maupun gizi lebih.


Konsep Dasar Gizi Seimbang
Susunan makanan yang dianjurkan dalam PUGS adalah yang menjamin keseimbangan zat-zat gizi. hal ini dapat dicapai dengan mengonsumsi beraneka ragam makanan tiap hari. pengelompokan bahan makanan didasarkan pada 3 fungsi utama zat-zat gizi, yaitu 
1) sumber energi : padi-padian, tepung-tepungan, umbi-umbian, sagu
2) sumber zat pembangun : sayuran dan buah-buahan
3) sumber zat pengatur : ikan, ayam, telur, daging, susu, kacang-kacangan dan hasil olahannya


PUGS memuat 13 pesan dasar yang diharapkan dapat digunakan masyarakat luas sebagai pedoman praktis untuk mengatur makanan sehari-hari yang seimbang dan aman guna mencapai  dan mempertahankan status gizi dan kesehatan optimal. ketiga belas pesan dasar tersebut adalah sebagai berikut:
1. makananlah beraneka ragam makanan
2. makanlah makanan untuk memenuhi kecukpan energi
3. makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi
4. batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kebutuhan energi
5. gunakan garam beryodium
6. makanlah makanan sumber zat besi
7. berikan ASI saja kepada bayi sampai berumur empat bulan
8. Biasakan makan pagi
9. minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya
10. lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur
11. indari minum mnuman beralkohol
12. makanlah makanan yang aman bagi kesehatan
13. bacalah label pada makanan yang dikemas


Sumber:
Almatsier A. 2009. Prinsip Dasar ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka

Selasa, 08 November 2011

Kenali Gejala dan Cara Mengatasi PMS

Premenstrual syndrome (PMS) adalah sekumpulan gejala fisik dan emosional yang muncul setiap periode menstruasi. Gejala PMS ini paling sering terjadi pada perempuan yang berusia sekitar 20 hingga 40-an tahun. Gejala PMS biasanya hanya berlangsung selama beberapa hari sebelum menstruasi, meskipun beberapa perempuan terkadang mengalami gejala-gejala tersebut sampai siklus menstruasi berakhir.


GEJALA PMS:
1.  Mudah Tersinggung
2.  Gelisah
3.  Nyeri kepala, tegang otot (pegal), dank ram perut
4.  Kembung
5. Payudara nyeri dan bengkak
6.  Jerawat

TIPS MENGATASI GEJALA PMS:
1. Konsumsi serat lebih banyak
Mengonsumsi serat bisa mengurangi keinginan untuk makan makanan yang mungkin dapat memperburuk gejala PMS, membantu menstabilkan mood, dan mengurangi kelelahan. Beri, pir, apel, buncis, dan kacang polong merupakan beberapa contoh makanan yang kaya akan serat.
2. Perbanyak konsumsi kalsium
Kalsium penting untuk mengatasi gejala PMS. Produk susu umumnya kaya akan kalsium, namun dianjurkan dihindari karena mengandung lemak jenuh yang bisa memperburuk gejala PMS. Beberapa makanan yang merupakan sumber kalsium selain susu adalah salmon, tahu, sarden, buncis, kacang polong, dan almond.
3. Menambah asupan vitamin E
Beberapa sereal diperkaya dengan vitamin E yang merupakan salah satu vitamin yang membantu meringankan gejala PMS. Vitamin E juga dapat ditemukan dalam minyak kelapa sayurm sayuran, dan kacang.
4. Tambahkan asupan vitamin B6 untuk mengatasi kembung dan depresi
Sumber makanan yang mengandung vitamin B6 antara lain bayam, salmon, ayam, ikan cok, kakap, kalkun, paprika, dan sereal gandum, nasi, kentang, ubi jalar, dan singkong.
5. Batasi asupan kafein, gula, dan alkohol
Kafein dan gula dikenal sebagai memperparah gejala PMS. Batasi asupan kafein, kopi, teh, sirup, dan cokelat





Jumat, 04 November 2011

Hipertensi ?? Dont Worry :)


Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang banyak ditemukan di negara berkembang. Hipertensi adalah tekanan darah arteri yang tinggi. Seseorang dikatakan hipertensi jika tekanan darah sistolik ketika jantung berkontraksi adalah 140 mm Hg atau lebih tinggi, atau tekanan darah diastolik ketika jantung berelaksasi adalah 90 mm Hg atau lebih tinggi, sehingga tekanan darah dinyatakan dengan 140/90 mm Hg [1]
Hipertensi yang tidak tertangani menyebabkan penyakit degeneratif, seperti gagal jantung, penyakit ginjal, dan penyakit vascular peripheral. Orang yang hipertensi dapat tidak disertai gejala, namun beberapa waktu kemudian mengidap stroke atau serangan jantung. Meskipun demikian, hipertensi dapat dengan mudah dideteksi dan dikontrolBerikut ini adalah klasifikasi dan manajemen tekanan darah untuk dewasa usia 18 tahun atau lebih [1]

Tabel 1 Klasifikasi dan manajemen tekanan darah untuk dewasa usia 18 tahun atau lebih
Kategori
Tekanan darah sistolik
Tekanan darah diastolik
Normal
< 12mmHg
< 80 mmHg
Prehipertensi
120-139 mmHg
80-89 mmHg
Hipertensi stadium 1
140-159 mmHg
90-99 mmHg
Hipertensi stadium 2
> 160 mm Hg
> 100 mmHg

                                                                                    ETIOLOGI
              Etiologi penyakit hipertensi adalah multifaktoral, antara lain overweight, inflamasi vaskuler, konsumsi natrium berlebihan, kurangnya aktivitas fisik, asupan K, Mg, dan Ca yang rendah, konsumsi alkohol berlebihan, dan stress [1]. Penderita umumnya sering merasa pusing, mata berkunang-kunang, dan sakit kepala.

ANJURAN GIZI
      1.    Pengurangan berat badan
Penurunan berat badan efektif untuk menurunkan tekanan darah. Setiap 1 kg BB yang hilang dapat mengurangi tekanan darah sistolik dan diastolik 1 mm Hg [5]. Penderita harus meningkatkan aktivitas fisik dan mengurangi asupan kalori termasuk mengurangi waktu menonton TV atau online, meningkatkan waktu untuk berjalan, mengurangi porsi makan, mengurangi ukuran dan frekuensi kalori termasuk yang ada di minuman ringan, dan membatasi asupan lemak.
Asupan energi untuk mengurangi berat badan adalah 25 kkal/kg dikurangi 500 kkal setiap hari untuk pengurangan berat badan 0,4 kg/minggu [4]. Diet hipokalori disertai pengurangan asupan natrium menurunkan tekanan darah lebih efektif dibandingkan hanya dengan diet hipokalori saja [6]

    2.    Perubahan pola konsumsi
Perubahan pola konsumsi yang digunakan untuk mencegah dan mengontrol tekanan darah dengan mengonsumsi 2 kali takaran saji rata-rata pada buah, sayur, dan produk susu; membatasi sepertiga asupan danging sapi dari jumlah yang biasa dikonsumsi; mengonsumsi  lemak, minyak, dan saus salad stengahnya: mengonsumsi seperempat makanan ringan dan gula [2]. Asupan alkohol tidak boleh lebih dari 2 gelas per hari dan penderita hanya boleh mengonsumsi setengahnya [3].

3.    Mengurangi asupan garam
Orang yang mengonsumsi natrium 1,5 g/hari menunjukkan pengurangan tekanan darah yang lebih baik daripada yang mengonsumsi lebih banyak natrium [1]. Karena kebanyak asupan garam berasal dari makanan yang telah diproses, perubahan persiapan dan pengolahan makanan dapat membantu pasien mencapai tujuan pengurangan natrium. Jika ingin mengonsumsi makanan yang diolah, penderita harus membaca label pangan, mencegah mengonsumsi makanan yang harus diolah dengan garam, dan menggunakan bumbu alternatif untuk kepuasan rasa.

4.    Mengonsumsi kalium
Mengonsumsi makanan yang kaya kalium telah terbukti menurunkan tekanan darah dan efek garam dalam darah pada beberapa individu [1]. Makanan yang kaya kalium antara lain sayuran yang berdaun hijau, buah, dan akar sayuran. Beberapa buah yang tinggi kalium antara lain jeruk, kacang putih, bit hijau, bayam, pisang, dan ubi jalar. Meskipun daging, susu, dan produk sereal mengandung kalium namun penyerapannya tidak sebaik dari buah dan sayur.

5.    Latihan fisik
Aktivitas fisik dilakukan selama 30-45 menit dengan berjalan cepat hampir setiap hari direkomendasikan sebagai terapi hipertensi. Karena olahraga berasosiasi dengan keberhasilan penurunan berat badan dan menjaga berat badan.

ANJURAN KLINIK
Jika tekanan darah masih tinggi setelah 6 sampai 12 bulan setelah mengubah gaya hidup, maka antihipertensi dapat diberikan. Kebanyakan penderita pada hipertensi tahap 1 membutuhkan obat, namun modifikasi gaya hidup tetap merupakan bagian dari terapi ketika menggunakan obat. Pengobatan standar untuk hipertensi antara lain obat diuretik dan β-blockers. Obat diuretik menurunkan tekanan darah pada beberapa pasien dengan meningkatkan volume pengurangan natrium. Namun, thiazide diuretik meningkatkan volume kalium dalam urin sehingga dapat menyebabkan hipokalsemia sehingga tambahan kalium dibutuhkan.


SUMBER
[1] Appel LJ et al. 1997. A Clinical Trial Of The Effect Of Dietary Pattern On Blood  Preassure. N Engl J Med 336:1117
[2] Blackburn GL. 2001. The Public Health Implication Of The Dietary Approaches To Stop Hypertension Trial. Am J Clin Nutr 74:1
[3] Couch SC, Krummel, DA. 2008. Medical Nutrition Therapy for Hypertension. Di dalam: Mahan LK, Escott-Stump E. Krause’s: Food, Nutrition and Diet Therapy ed-12. Philadelphia: Elsevier. hlm 865-883.
[4] Miller ER III et al. 2002. Result Of the Diet, exercise, And Weigh Loss Intervention Trial (DEW-IT). Hypertension 40:612
[5] Neter JE et al. 2003. Influence of Weigh Reduction on Blood Preassure: Meta-Analysis of Randomized Controlled Trials. Hypertension 42:878
[6] Nowson CA et al. 2005. Blood Preassure Change With Weigh Loss Is Affected By Diet Type In Men. Am J Clin Nutr 81:983

"Mulai Dari Sekarang Untuk Hidup Yang Lebih Baik"